blog ni menyuguhkan artikel-artikel yg pztiny asyik gillaaa,,,,, trusss bca blog aq ea,,,, pkoknya bgi kliann smw yg bca blog aq,, psti gk akan bozzeenn.... makaciihh atass kunjungannya,,,,

My Profile

Foto saya
Desa Karangasem, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia

Selasa, 29 November 2011

KABUPATEN MAJALENGKA

Kabupaten Majalengka
Jika Bandung punya julukan Paris van Java, maka Majalengka akan saya beri julukan Netherland van Java. Alasannya bukan karena di Majalengka terdapat bunga tulip, ataupun kincir angin. Tapi angin yang bisa kita gunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin.
Sudah lumrah barangkali jika Majalengka adalah kota angin. Angin yang ada memang berbeda dari yang ada di kota lain. Angin Majalengka berhembus kencang dan ada setiap hari di musim kemarau. Angin tersebut dapat dirasakan di desanya sampai ke kota Majalengka. Begitu derasnya angin yang ada, malah dihambur-hamburkan percuma. Mungkin hanya menjadi santapan para pejalan yang kepanasan. Dengan angin itu, Majalengka terlihat lebih sejuk di siang hari, meskipun Majalengka nyata-nyatanya berada di daerah dataran rendah.
Majalengka di sebut juga kota angin, Majalengka adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.Tak ada yang Istimewa dengan Majalengka. Kota kecil di Jawa barat, namun merupakan ibu kota sebuah kabupaten.
Kota ini dikenal sebagai kota angin. Mengapa? hembusan angin-nya luar biasa kencang! bagi orang yang baru ke Majalengka akan mengira adanya suatu ancaman angin ribut. Pohon-pohon tertiup angin kencang seolah-olah mau roboh. Sebenarnya tidak!
Menurut sumber ilmu geografi, posisi Majalengka berada di bawah gunung Ciremai. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan “Ciremai” ) secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53′ 30″ LS dan 108° 24′ 00″ BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat
Angin berasal dari Wilayah cirebon yang merupakan angin Kumbang. Angin kumbang angin yang membawa kekeringan dan berhawa panas. Angin yang bertiup sebenarnya dari Angin Kumbang Cirebon yang naik ke gunung Ciremai, kemudian mengalami kondensasi dan bertiup kencang menuju lereng gunung ke arah Kota Majalengka. Kini anginnya berbeda dengan angin kumbang, karena tidak lagi sebagai angin panas pembawa kekeringan.
Itulah seputar geografis. Salah satu keunikan kota Majalengka

Selasa, 15 November 2011

Langkah Awal Penanganan Pemanasan Global Secara Individu

Langkah Awal Penanganan Pemanasan Global Secara Individu

  1. Kurangi Konsumsi Daging Jadilah Vegetarian emproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia  (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).2 Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2!3 Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
  2. Tanam Pohon  Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2.7United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre pohon per tahunnya.
  3. Bepergian yang Ramah Lingkungan  Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif.  Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2.1  Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, Anda bisa memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, penerbangan dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca. 
  4. Kurangi Belanja   Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas.3 Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2.
  5. Beli Makanan Organik   Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian.
  6. Gunakan Lampu Hemat Energi   Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa
  7. Gunakan Kipas Angin   AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
  8. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari ila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara.
  9. Daur Ulang Sampah Organik  Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini
  10. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru :9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.

10 Fenomena Terjadinya Pemanasan Global (Global Warming)



Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Bahkan yang menjadi masalah, negara-negara maju yang seharusnya menjadi pelopor dalam mengatasi pemanasan global malah menjadi sumber utama pemanasan itu. Hal ini berkaitan erat dengan proses industri yang menjadi penyebab utama pemanasan global.
Jika ditinjau dari pemanasan global, sistem di bumi dapat dikelompokkan menjadi dua daerah,yaitu daerah produksi panas dan daerah penetral panas. Daerah utama pemroduksi panas adalah negara-negara besar dan matang. Jadi cukup sulit untuk mendesak mereka menghentikan aktivitas, terutama industri, yang menjadi penghasil panas bumi berlebih.Daerah produksi panas ini pemasok karbon dioksida tertinggi. Sebab aktivitas industri berupa pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas bumi menghasilkan jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam jumlah banyak. Pembakaran bahan-bahan tersebut menambahkan 18,35 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun.
Sementara dari konsumsi energi dunia saat ini (tidak termasuk kayu bakar), sedikit di bawah 40% adalah minyak bumi, 27% batu bara, dan 22% gas bumi, sedangkan  listrik tenaga air dan nuklir merupakan 11% sisanya. Selain merupakan bahan bakar fosil yang menghasilkan pencemaran paling tinggi, batu bara juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi.


Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya.

  • Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
  • Situs purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.
  • Ketinggian gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.
  • Satelit bergerak lebih cepat
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.
  • Hanya yang Terkuat yang Bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.
  • Pelelehan Besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gununges, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.
  • Keganjilan di Daerah Kutub
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.
  • Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.
  • Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
  • Peningkatan Kasus Alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.

Pemanasan Global (Global Warming)



Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.

Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut dan Banjir terhadap Kondisi Lingkungan Bio-geofisik dan Sosial-Ekonomi Masyarakat.

Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak sebagai berikut : (a) meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, (b) perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove, (c) meluasnya intrusi air laut, (d) ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, dan (e) berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.
Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir disebabkan oleh terjadinya pola hujan yang acak dan musim hujan yang pendek sementara curah hujan sangat tinggi (kejadian ekstrim). Kemungkinan lainnya adalah akibat terjadinya efek backwater dari wilayah pesisir ke darat. Frekuensi dan intensitas banjir diprediksikan terjadi 9 kali lebih besar pada dekade mendatang dimana 80% peningkatan banjir tersebut terjadi di Asia Selatan dan Tenggara (termasuk Indonesia) dengan luas genangan banjir mencapai 2 juta mil persegi. Peningkatan volume air pada kawasan pesisir akan memberikan efek akumulatif apabila kenaikan muka air laut serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan terjadi dalam kurun waktu yang bersamaan.
  • Kenaikan muka air laut selain mengakibatkan perubahan arus laut pada wilayah pesisir juga mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove, yang pada saat ini saja kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Luas hutan mangrove di Indonesia terus mengalami penurunan dari 5.209.543 ha (1982) menurun menjadi 3.235.700 ha (1987) dan menurun lagi hingga 2.496.185 ha (1993). Dalam kurun waktu 10 tahun (1982-1993), telah terjadi penurunan hutan mangrove ± 50% dari total luasan semula. Apabila keberadaan mangrove tidak dapat dipertahankan lagi, maka : abrasi pantai akan kerap terjadi karena tidak adanya penahan gelombang, pencemaran dari sungai ke laut akan meningkat karena tidak adanya filter polutan, dan zona budidaya aquaculture pun akan terancam dengan sendirinya.
  • Meluasnya intrusi air laut selain diakibatkan oleh terjadinya kenaikan muka air laut juga dipicu oleh terjadinya land subsidence akibat penghisapan air tanah secara berlebihan. Sebagai contoh, diperkirakan pada periode antara 2050 hingga 2070, maka intrusi air laut akan mencakup 50% dari luas wilayah Jakarta Utara.
  • Gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi diantaranya adalah : (a) gangguan terhadap jaringan jalan lintas dan kereta api di Pantura Jawa dan Timur-Selatan Sumatera ; (b) genangan terhadap permukiman penduduk pada kota-kota pesisir yang berada pada wilayah Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pesisir di Papua ; (c) hilangnya lahan-lahan budidaya seperti sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove seluas 3,4 juta hektar atau setara dengan US$ 11,307 juta ; gambaran ini bahkan menjadi lebih ‘buram’ apabila dikaitkan dengan keberadaan sentra-sentra produksi pangan yang hanya berkisar 4 % saja dari keseluruhan luas wilayah nasional, dan (d) penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan, seperti di DAS Citarum, Brantas, dan Saddang yang sangat krusial bagi kelangsungan swasembada pangan di Indonesia. Adapun daerah-daerah di Indonesia yang potensial terkena dampak kenaikan muka air laut diperlihatkan pada Gambar 1 berikut.
  • Terancam berkurangnya luasan kawasan pesisir dan bahkan hilangnya pulau-pulau kecil yang dapat mencapai angka 2000 hingga 4000 pulau, tergantung dari kenaikan muka air laut yang terjadi. Dengan asumsi kemunduran garis pantai sejauh 25 meter, pada akhir abad 2100 lahan pesisir yang hilang mencapai 202.500 ha.
  • Bagi Indonesia, dampak kenaikan muka air laut dan banjir lebih diperparah dengan pengurangan luas hutan tropis yang cukup signifikan, baik akibat kebakaran maupun akibat penggundulan. Data yang dihimpun dari The Georgetown – International Environmental Law Review (1999) menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1997 – 1998 saja tidak kurang dari 1,7 juta hektar hutan terbakar di Sumatra dan Kalimantan akibat pengaruh El Nino. Bahkan WWF (2000) menyebutkan angka yang lebih besar, yakni antara 2 hingga 3,5 juta hektar pada periode yang sama. Apabila tidak diambil langkah-langkah yang tepat maka kerusakan hutan – khususnya yang berfungsi lindung – akan menyebabkan run-off yang besar pada kawasan hulu, meningkatkan resiko pendangkalan dan banjir pada wilayah hilir , serta memperluas kelangkaan air bersih pada jangka panjang.
Antisipasi Dampak Kenaikan Muka Air Laut dan Banjir melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Dengan memperhatikan dampak pemanasan global yang memiliki skala nasional dan dimensi waktu yang berjangka panjang, maka keberadaan RTRWN menjadi sangat penting. Secara garis besar RTRWN yang telah ditetapkan aspek legalitasnya melalui PP No.47/1997 sebagai penjabaran pasal 20 dari UU No.24/1992 tentang Penataan Ruang memuat arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang negara yang memperlihatkan adanya pola dan struktur wilayah nasional yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
Pola pemanfaatan ruang wilayah nasional memuat : (a) arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan kawasan lindung (termasuk kawasan rawan bencana seperti kawasan rawan gelombang pasang dan banjir) ; dan (b) arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan kawasan budidaya (hutan produksi, pertanian, pertambangan, pariwisata, permukiman, dsb). Sementara struktur pemanfaatan ruang wilayah nasional mencakup : (a) arahan pengembangan sistem permukiman nasional dan (b) arahan pengembangan sistem prasarana wilayah nasional (seperti jaringan transportasi, kelistrikan, sumber daya air, dan air baku.
Sesuai dengan dinamika pembangunan dan lingkungan strategis yang terus berubah, maka dirasakan adanya kebutuhan untuk mengkajiulang (review) materi pengaturan RTRWN (PP 47/1997) agar senantiasa dapat merespons isu-isu dan tuntutan pengembangan wilayah nasional ke depan. (mohon periksa Tabel 3 pada Lampiran). Oleh karenanya, pada saat ini Pemerintah tengah mengkajiulang RTRWN yang diselenggarakan dengan memperhatikan perubahan lingkungan strategis ataupun paradigma baru sebagai berikut :
  • globalisasi ekonomi dan implikasinya,
  • otonomi daerah dan implikasinya,
  • penanganan kawasan perbatasan antar negara dan sinkronisasinya,
  • pengembangan kemaritiman/sumber daya kelautan,
  • pengembangan kawasan tertinggal untuk pengentasan kemiskinan dan krisis ekonomi,
  • daur ulang hidrologi,
  • penanganan land subsidence,
  • pemanfaatan jalur ALKI untuk prosperity dan security, serta
  • pemanasan global dan berbagai dampaknya.
Dengan demikian, maka aspek kenaikan muka air laut dan banjir seyogyanya akan menjadi salah satu masukan yang signifikan bagi kebijakan dan strategi pengembangan wilayah nasional yang termuat didalam RTRWN khususnya bagi pengembangan kawasan pesisir mengingat : (a) besarnya konsentrasi penduduk yang menghuni kawasan pesisir khususnya pada kota-kota pantai, (b) besarnya potensi ekonomi yang dimiliki kawasan pesisir, (c) pemanfaatan ruang wilayah pesisir yang belum mencerminkan adanya sinergi antara kepentingan ekonomi dengan lingkungan, (d) tingginya konflik pemanfaatan ruang lintas sektor dan lintas wilayah, serta (e) belum terciptanya keterkaitan fungsional antara kawasan hulu dan hilir, yang cenderung merugikan kawasan pesisir.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh ADB (1994), maka dampak kenaikan muka air laut dan banjir diperkirakan akan memberikan gangguan yang serius terhadap wilayah-wilayah seperti : Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi bagian Barat Daya, dan beberapa spot pada pesisir Barat Papua
Untuk kawasan budidaya, maka perhatian yang lebih besar perlu diberikan untuk kota-kota pantai yang memiliki peran strategis bagi kawasan pesisir, yakni sebagai pusat pertumbuhan kawasan yang memberikan pelayanan ekonomi, sosial, dan pemerintahan bagi kawasan tersebut. Kota-kota pantai yang diperkirakan mengalami ancaman dari kenaikan muka air laut diantaranya adalah Lhokseumawe, Belawan, Bagansiapi-api, Batam, Kalianda, Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, Singkawang, Ketapang, Makassar, Pare-Pare, Sinjai. (Selengkapnya mohon periksa Tabel 1 pada Lampiran).
Kawasan-kawasan fungsional yang perlu mendapatkan perhatian terkait dengan kenaikan muka air laut dan banjir meliputi 29 kawasan andalan, 11 kawasan tertentu, dan 19 kawasan tertinggal. (selengkapnya mohon periksa Tabel 2 pada Lampiran).
Perhatian khusus perlu diberikan dalam pengembangan arahan kebijakan dan kriteria pengelolaan prasarana wilayah yang penting artinya bagi pengembangan perekonomian nasional, namun memiliki kerentanan terhadap dampak kenaikan muka air laut dan banjir, seperti :
  • sebagian ruas-ruas jalan Lintas Timur Sumatera (dari Lhokseumawe hingga Bandar Lampung sepanjang ± 1600 km) dan sebagian jalan Lintas Pantura Jawa (dari Jakarta hingga Surabaya sepanjang ± 900 km) serta sebagian Lintas Tengah Sulawesi (dari Pare-pare, Makassar hingga Bulukumba sepanjang ± 250 km).
  • beberapa pelabuhan strategis nasional, seperti Belawan (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Mas (Semarang), Pontianak, Tanjung Perak (Surabaya), serta pelabuhan Makassar.
  • Jaringan irigasi pada wilayah sentra pangan seperti Pantura Jawa, Sumatera bagian Timur dan Sulawesi bagian Selatan.
  • Beberapa Bandara strategis seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan Semarang.
Untuk kawasan lindung pada RTRWN, maka arahan kebijakan dan kriteria pola pengelolaan kawasan rawan bencana alam, suaka alam-margasatwa, pelestarian alam, dan kawasan perlindungan setempat (sempadan pantai, dan sungai) perlu dirumuskan untuk dapat mengantisipasi berbagai kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi.
Selain antisipasi yang bersifat makro-strategis diatas, diperlukan pula antisipasi dampak kenaikan muka air laut dan banjir yang bersifat mikro-operasional. Pada tataran mikro, maka pengembangan kawasan budidaya pada kawasan pesisir selayaknya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa alternatif yang direkomendasikan oleh IPCC (1990) sebagai berikut :
  • Relokasi ; alternatif ini dikembangkan apabila dampak ekonomi dan lingkungan akibat kenaikan muka air laut dan banjir sangat besar sehingga kawasan budidaya perlu dialihkan lebih menjauh dari garis pantai. Dalam kondisi ekstrim, bahkan, perlu dipertimbangkan untuk menghindari sama sekali kawasan-kawasan yang memiliki kerentanan sangat tinggi.
  • Akomodasi ; alternatif ini bersifat penyesuaian terhadap perubahan alam atau resiko dampak yang mungkin terjadi seperti reklamasi, peninggian bangunan atau perubahan agriculture menjadi budidaya air payau (aquaculture) ; area-area yang tergenangi tidak terhindarkan, namun diharapkan tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi keselamatan jiwa, asset dan aktivitas sosial-ekonomi serta lingkungan sekitar.
  • Proteksi ; alternatif ini memiliki dua kemungkinan, yakni yang bersifat hard structure seperti pembangunan penahan gelombang (breakwater) atau tanggul banjir (seawalls) dan yang bersifat soft structure seperti revegetasi mangrove atau penimbunan pasir (beach nourishment). Walaupun cenderung defensif terhadap perubahan alam, alternatif ini perlu dilakukan secara hati-hati dengan tetap mempertimbangkan proses alam yang terjadi sesuai dengan prinsip “working with nature”.
Sedangkan untuk kawasan lindung, prioritas penanganan perlu diberikan untuk sempadan pantai, sempadan sungai, mangrove, terumbu karang, suaka alam margasatwa/cagar alam/habitat flora-fauna, dan kawasan-kawasan yang sensitif secara ekologis atau memiliki kerentanan tinggi terhadap perubahan alam atau kawasan yang bermasalah. Untuk pulau-pulau kecil maka perlindungan perlu diberikan untuk pulau-pulau yang memiliki fungsi khusus, seperti tempat transit fauna, habitat flora dan fauna langka/dilindungi, kepentingan hankam, dan sebagainya.
Agar prinsip keterpaduan pengelolaan pembangunan kawasan pesisir benar-benar dapat diwujudkan, maka pelestarian kawasan lindung pada bagian hulu – khususnya hutan tropis - perlu pula mendapatkan perhatian. Hal ini penting agar laju pemanasan global dapat dikurangi, sekaligus mengurangi peningkatan skala dampak pada kawasan pesisir yang berada di kawasan hilir.

Kebutuhan Intervensi Kebijakan Penataan Ruang dalam rangka Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Dalam kerangka kebijakan penataan ruang, maka RTRWN merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dapat dimanfaatkan untuk dampak pemanasan global terhadap kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun demikian, selain penyiapan RTRWN ditempuh pula kebijakan untuk revitalisasi dan operasionalisasi rencana tata ruang yang berorientasi kepada pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tingkat kedalaman yang lebih rinci.
Intervensi kebijakan penataan ruang diatas pada dasarnya ditempuh untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut :
  • Mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada kawasan pesisir, termasuk kota-kota pantai dengan segenap penghuni dan kelengkapannya (prasarana dan sarana) sehingga fungsi-fungsi kawasan dan kota sebagai sumber pangan (source of nourishment) dapat tetap berlangsung.
  • Mengurangi kerentanan (vulnerability) dari kawasan pesisir dan para pemukimnya (inhabitants) dari ancaman kenaikan muka air laut, banjir, abrasi, dan ancaman alam (natural hazards) lainnya.
  • Mempertahankan berlangsungnya proses ekologis esensial sebagai sistem pendukung kehidupan dan keanekaragaman hayati pada wilayah pesisir agar tetap lestari yang dicapai melalui keterpaduan pengelolaan sumber daya alam dari hulu hingga ke hilir (integrated coastal zone management).
  • Untuk mendukung tercapainya upaya revitalisasi dan operasionalisasi rencana tata ruang, maka diperlukan dukungan-dukungan, seperti : (a) penyiapan Pedoman dan Norma, Standar, Prosedur dan Manual (NSPM) untuk percepatan desentralisasi bidang penataan ruang ke daerah - khususnya untuk penataan ruang dan pengelolaan sumber daya kawasan pesisir/tepi air; (b) peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta pemantapan format dan mekanisme kelembagaan penataan ruang, (c) sosialisasi produk-produk penataan ruang kepada masyarakat melalui public awareness campaig, (d) penyiapan dukungan sistem informasi dan database pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memadai, serta (e) penyiapan peta-peta yang dapat digunakan sebagai alat mewujudkan keterpaduan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-kecil sekaligus menghindari terjadinya konflik lintas batas.
  • Selanjutnya, untuk dapat mengelola pembangunan kawasan pesisir secara efisien dan efektif, diperlukan strategi pendayagunaan penataan ruang yang senada dengan semangat otonomi daerah yang disusun dengan memperhatikan faktor-faktor berikut :
  • Keterpaduan yang bersifat lintas sektoral dan lintas wilayah dalam konteks pengembangan kawasan pesisir sehingga tercipta konsistensi pengelolaan pembangunan sektor dan wilayah terhadap rencana tata ruang kawasan pesisir.
  • Pendekatan bottom-up atau mengedepankan peran masyarakat (participatory planning process) dalam pelaksanaan pembangunan kawasan pesisir yang transparan dan accountable agar lebih akomodatif terhadap berbagai masukan dan aspirasi seluruh stakeholders dalam pelaksanaan pembangunan.
  • Kerjasama antar wilayah (antar propinsi, kabupaten maupun kota-kota pantai, antara kawasan perkotaan dengan perdesaan, serta antara kawasan hulu dan hilir) sehingga tercipta sinergi pembangunan kawasan pesisir dengan memperhatikan inisiatif, potensi dan keunggulan lokal, sekaligus reduksi potensi konflik lintas wilayah

Selasa, 08 November 2011

Sasakala karangasem desaku sendiri

Desa karangasem







Hiji carita anu asalna ti salah sahiji
wewengkon nu aya di Kabupaten Majalengka.
Moal bireuk deui ku urang Majalengka mah,
nya éta wewengkon Désa Karangasem.
Naon pangna éta tempat téh disebut karangasem? Kieu caritana;


Sateuacanna jadi Desa nu sapertos nyampak katenger ayeuna,
ieu wewengkon téh baheulana mangrupa leuweung anu kaasup kana
Kerajaan Galuh Pakuan anu dikawasa ku Ratu Galuh. Desa karangasem mangrupakeun
bahagian ti Desa Heuleut nu mangrupa lahan
kosong nu teu kaurus. Ngan sababaraha warga anu cicing di dinya jeung masih loba
sato liar. Ku sabab jauh ti pusat desa jadi kurang diperhatoskeun, anu balukarna warga
hayang ngadegkeun desa sorangan. Di kokojoan ku Buyut Gedong, warga ngadatangan
kuwu pikeun ménta widi érék ngadirikeun
desa sorangan tapi Kuwu Desa Heuleut nolak,Buyut Gedong teu kapok datang deui tapi
tetep baé ditolak.
Ku sabab teus- terusan ditolak, Buyut Gedong ngadatangan Camat Leuwimunding.
Ahirna dipasihan widi tapi nganggo sababaraha sarat nya éta kudu aya 70 kulawarga heula.
Ku sabab kahayang warga anu sakitu gedéna maranéhna ngusahakeun pikeun
nyumponan pasaratan ti Pak Camat ku cara nikahkeun putra-putrina sareng nganuhunkeun ka sakur anu liwat supaya daék cicing di dinya. Mangtaun-taun usaha ngumpulkeun warga, ahirna bisa nyumponan éta pasaratan pikeun ngadegkeun desa sorangan. Ku sabab pupuhu warga dinya Buyut Gedong jadi Buyut Gedong
dijadikeun Kuwu Desa Karangasem nu kahiji.


Sanajan geus bisa ngadirikeun desa sorangan aya
hiji masalah nya éta acan ayana aran pikeun ngaran desa anu anyar éta.
Di Dukuh Kidul aya tangkal asem, anu anéh gedéna kira- kira diameterna 8 m.
anu akarna mangrupa guha (sédong) anu kira-kira asup kana sababaraha jalma kurang leuwihna 5 jalma.
Hareupeun guha akar akar asem éta aya karang anu lega anu beresih tina daun
asem anu marurag sanajan teu aya nu nyapuan. Tina kaanéhan éta,
dijadikeun ngaran Karangasem anu hartina karang nya éta tempat anu lega,
asem nya éta tangkal asem. Jadi Karangasem nya éta karang anu lega anu aya tangkal asem anéh.




Ayeuna piekun nangtukeun batas-batas wilayahna Buyut ménta ngaduruk leuweung Karangasem, sapareumna éta seuneu
éta anu jadi wilayah Karangasem.
Beulah kalér batesna Desa Garawangi,
Beulah wétan batesna Desa Heuleut,
Beulah kidul batesna Desa Patuanan,
Beulah kulon batesna Desa Buniwangi.
Kabiasaan warga karangasem unggal taun sok ngayakeun hajat Munjung ku
acara tahlilan di tempat karamat.
Jeung diayakeun Bongkar Bumi lamun érék ngamimitian turun ka sawah érék melak paré. Biasana diayakeun hiburan Wayang Kulit jeung Tari Topéng.
Aya sababaraha tempat di Desa Karangasem anu dipercaya ku warga ngabogaan
pangaruh di kahirupan saréréa dianatarana nya éta Muka Datar
anu hartina taneuh anu rata,


ceuk béja carita baheula di Muka Datar éta pernah dikubur alat-alat gamelan jeung wayang anu dipiboga ku Buyut Dipa Candra jeung sataun sakali gamelan éta sok kasada pikeun ngahindaran,


warga sok ngayakeun salametan anu rutin supaya sora-sora gamelan éta henteu kadéngé deui. Salain ti muka datar aya hiji tempat deui anu dianggap karamat, karamat ieu mangrupa kuburan anu
ceuk béja carita baheula aya salah sahiji warga anu keur gering datang ka tempat karamat éta, manéhna ngaku ti Rajagaluh ngakuna jalma beunghar jeung terhormat.
Tapi sateuacanna warga karamat nganteurkeun ka Rajagaluh jalma éta tilar dunya jadi dibéré ngaran Nata Perlaya anu dihartiekun jelema anu terpandang nu tilar dunya.
Tapi wallahu alam éta mah ngan dongéng tapi sampé ayeuna téh karamat mah masih di rawat.


di kutip dari :
sesepuh karangasem
Lirik Lagu "OH" SNSD
Jeone aldeon naega anya brand new sound
Saerowojin nawa hamkke one more round
dance dance dance ‘Till we run this town.
Oppaoppa Ill be Ill be down down down
[Seohyeon](oh)oppa najombwa nareul jom barabwa
[Yoona](cheoeumiya ireon nae maltu hah)
[Yuri]meorido hago hwajangdo haetneunde
[Sica](wae neoman neoman moreuni)
[Taeyeon]dugeundugeun gaseumi tteollyeowayo
Jakkujakku sangsangman haneungeoryo
[Sooyong]eotteoke hana kotdaenopdeon naega
[Sica]malhagosipeo
Oh Oh Oh o ppareul saranghae
Ah Ah Ah a mani manihae
[sunny]sujubeuni jebal utjimayo
[taeyeon]jinsimini nollijido marayo
tto babogateun malppunya –
Jeone aldeon naega anya brand new sound
saerowojin nawa hamkke one more round
dance dance dance ‘Till we run this town.
oppaoppa Ill be Ill be down down down
[Sica]oppa jamkkanman jamkkanman deureobwa
[Sunny](sujupdan yaegineun malgo)
[sooyong]dongsaengeuroman saenggakhajin mara
[hyoyeon](1nyeon dwien huhoehal geol)
[Tiffany]mollamolla naemameul jeonhyeomolla
nunchieopsi jangnanman chineungeoryo
[hyoyeon]eotteoke hana i cheoreopneun sarama
[seohyeon](deureobwa jeongmal)
Oh Oh Oh o ppareul saranghae
Ah Ah Ah a mani manihae
[Yuri]sujubeuni jebal utjimayo
[yoona]jinsimini nollijido marayo
tto geureomyeon na uljido molla –
(oh-oh-oh)
Jeone aldeon naega anya brand you style
mwonga dareun oneulmaneun tteugeoun nal
down down ireojima hwaman na
oppa oppa idaeroneun no no no no
tell me boy boy love it (it it it it ah -)
Oh Oh Oh o ppareul saranghae
Ah Ah Ah a mani manihae
Oh Oh Oh Oh Oh Oh Oh o ppareul saranghae
Ah Ah Ah Ah Ah Ah Ah a mani manihae tto babogateun malppunya –
Oh Oh Oh Oh
Ah Ah Ah Ah
Oh Oh Oh Oh Oh Oh Oh o ppareul saranghae
Ah Ah Ah Ah Ah Ah Ah a mani manihae
Oh Oh Oh Oh Oh Oh Oh o ppareul saranghae
Ah Ah Ah Ah Ah Ah Ah a mani mani
credit to Tetsuya@mysone,SONEms
English translation
It’s not the me you knew before, brand new sound
Together with this new me, one more round
Dance, dance, dance, you’ll be wrong this time
Oppa oppa, I’ll be, I’ll be down, down, down, down
Oppa look at me, please gaze at me a bit
For me this style of talking is a first, ha
I did my hair, and I put on makeup too
But why are you, you, the only one who doesn’t know
Thump thump my heart is starting to tremble
Over and over it won’t stop imagining
What should I do? With my head held high
I want to say this to you
Oh, oh, oh, oh, ppa I love you
Ah, ah, ah, ah, so much so much
I’m shy so please don’t laugh, it’s the truth so please don’t tease me
Again it’s only foolish words
It’s not the me you knew before, brand new sound
Together with this new me, one more round
Dance, dance, dance, you’ll be wrong this time
Oppa oppa, I’ll be, I’ll be down, down, down, down
Oppa, for a moment, for a moment, listen to me
Don’t say the things you kept saying
Don’t just think of me as a little sister
Once a year passes, I think you’d regret it
You don’t know, don’t know, you have no clue of my heart
Tactlessly, you’re only joking around
What am I to do, you thoughtless person
Listen to me, just for a bit
Oh, oh, oh, oh, ppa I love you
Ah, ah, ah, ah, so much so much
I’m shy so please don’t laugh, it’s the truth so please don’t tease me
If you do that again I just might cry
It’s not the me you knew before, brand new sound
Only on this somehow different day, it’s a heated heart
Down down, don’t be like this I’ll get mad
Oppa oppa, don’t be this way no, no, no, no
Tell me boy, boy, love it, it, it, it, it, it, it, ah
Oh, oh, oh, oh, ppa I love you
Ah, ah, ah, ah, so much so much
Oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, ppa I love you
Ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah, so much so much
Again it’s only foolish words
Oh, oh, oh, oh,
Ah, ah, ah, ah
Oh, oh, oh, oh, ppa I love you
Ah, ah, ah, ah, so much so much
Oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, ppa I love you
Ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah, ah, so much so much, oh

Selasa, 01 November 2011

SMA Negeri 1 Rajagaluh




Sejarah
Pada awalnya SMA Negeri 1 Rajagaluh merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Majalengka, kegiatan belajar mengajar pada waktu itu pada tahun 1984 dilaksanakan di SMPN 1 Rajagaluh
Sebagai pimpinan pada waktu itu adalah Bapak Abdul Hamid arif, B.A.. Bangunan sekolah pertama pada waktu itu satu lokal gedung kantor, satu lokal gedung laboratorium, dan lima lokal gedung belajar. Pendirian tanggal 15 Februari 1983, sedangkan tanah untuk bangunan seluas 15.000 m2 dengan, tanggal 15 Maret 1984, secara resmi SMA Negeri 1 Rajagaluh didirikan tanggal 9 November 1983.

SMA NEGERI 1 Rajagaluh merupakan salah satu SMA yang berada di Kec.Rajagaluh.SMA Negeri 1 Rajagaluh memiliki visi misi dan motto : 



Logo dan Arti Lambang



KIASAN WARNA
Kuning : Melambangkan keagungan
Biru Laut : Melambangkan kedalaman ilmu
Merah : Semangat Belajar
Putih : Kesucian Hati
KIASAN SIMBOL
Perisai segi lima:
Berdasarkan Pancasila
Mahkota Tiara diatas hurup G:
Melambangkan kebesaran rajagaluh
Obor:
Sebagai penerang
Sayap berdiri masing-masing 3 helai:
Mempunya cita-cita tinggi yang dilandasi 3 Asas kepemimpinan
Pena dan Buku:
Budaya belajar
Pita bertuliskan Budi Bakti Suci:
Berarti budaya yang berbakti dilandasi Rasa ikhlas (kesucian)


Visi dan Misi

Visi
“Menciptakan Insan yang Sehat, Cerdas, Kreatif, Mandiri, berlandaskan Iman dan Taqwa serta Berwawasan Lingkungan”

Indikator Visi
  • Unggul dalam pengembangan kurikulum
  • Unggul dalam perangkat pembelajaran
  • Unggul dalam PBM
  • Unggul dalam prestasi non akademik
  • Unggul dalam sapras
  • Unggul dalam penataan lingkungan
  • Unggul dalam disiplin
  • Memiliki kemampuan belajar mandiri dan berkelanjutan
  • Unggul dalam iman dan taqwa