Tak seorang pun tahu kapan kucing ini mulai bercokol di bumi. Tapi, peneliti dunia masa silam percaya, nenek moyang kucing adalah Miacis. Binatang liar yang sosoknya mirip musang yang hidup pada masa Eocene, kira-kira 50.000.000 tahun silam. Selain itu Kucing pernah dilindungi oleh Undang-Undang. Pada tahun 1.800-an ditemukan suatu kuburan atau tepatnya “situs” berisikan 300.000 mumi kucing dimana semuanya masih utuh menandakan dahulu kucing memang suatu hewan yang spesial.


Orang Mesir kuno menganggap kucing sebagai penjelmaan dewi Bast, juga dikenal sebagai Bastet atau Thet. Hukuman untuk membunuh kucing adalah mati, dan jika ada kucing yang mati kadang dimumikan seperti halnya manusia.


Bagi orang Jepang, kucing adalah hewan teramat istimewa. Bahkan, konon orang Jepang lebih memilih memelihara kucing dibanding memelihara anjing. Para kaisar yang pernah menduduki tahta pemerintahan, konon selalu memelihara kucing. Ini dikarenakan adanya mitos turun-temurun yang menyatakan bahwa kucing adalah hewan kesayangan Dewa Amaterasu, dewa matahari. Sebagai hewan kesayangan Dewa, kucing sering turun ke dunia manusia untuk mengamati kehidupan para manusia dan melaporkan segala yang dilihatnya itu kepada para dewa. Jika ia menemukan orang yang berhati mulia namun sangat miskin, ia akan melaporkannya kepada Dewa Kemakmuran agar orang baik tersebut diberi rahmat rejeki. Dari mitos ini pulalah lahir boneka “ManekiNeko”, yaitu boneka atau patung kucing yang duduk dan melambaikan satu kaki depannya. Kita sering melihat patung seperti ini di toko-toko, bukan? Patung ini adalah simbol rejeki atau kemakmuran, karena orang Jepang percaya bahwa kucing itu mendatangkan rejeki. Mitos ini tidak hanya dipercaya oleh orang Jepang, tapi juga oleh orang-orang China yang dikenal sebagai pedagang ulung.


Saking mengagungkan kucing, konon orang Jepang tidak akan memperlakukan jenazah kucing mereka dengan sembarangan. Sampai sekarang tradisi ini masih tetap berlaku bagi orang Jepang. Jika kucing peliharaan mereka mati, orang Jepang akan menguburkan jenazah sang kucing di pemakaman khusus hewan seperti layaknya pemakaman manusia. Mereka memasang dupa di kuburan kucingnya dan mendoakan supaya arwah sang kucing diterima di Kerajaan Dewa. Diyakini, sebagai imbal-baliknya, arwah sang kucing akan melaporkan perlakuan baik yang diterimanya selama berada di bawah asuhan majikannya kepada Dewa dan Dewa akan memberkati manusia yang menjadi majikannya tersebut. Selain itu, banyak peribahasa dan ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang menggunakan kata “kucing” (neko) di dalamnya. Contohnya, ungkapan “nekojita” (artinya “lidah kucing”) untuk menjuluki orang yang tidak bisa makan makanan panas karena lidahnya sensitif. Ungkapan-ungkapan lainnya yaitu “karite kita neko”(artinya “kucing pinjaman”), “neko kawaigari suru” (artinya “sangat memanjakan kucing”), “neko ni koban” (artinya “memberi uang emas kepada kucing”) dan banyak lagi.
Percaya ga kalo kucing punya 9 nyawa? sebenernya sih, yang bilang percaya, ya hahaha, anda kena tipu. hehe Sebenernya kucing itu ya sama kayak kita, punya 1 nyawa. Tapi kenapa sih kok dibilang kucing punya 9 nyawa? Kenapa ga manusia? Karena kemampuan kucing untuk bertahan hidup itu luar biasa kalo dibandingin manusia. Alias, kucing itu susah mati.

Tau kan, kalo kucing dijatohin dari tempat yang tinggi, kucing masih bisa jatuh dan tetap baik-baik saja. Yang ga tau, kasian deh… Hal ini terjadi karena kucing (dan beberapa hewan lain) punya sistem keseimbangan dan koordinasi yang luar biasa. Sistem inilah yang membuat kucing, ketika jatuh, akan menyadari dalam posisi apa dia jatuh. Kalo dia jatuh dalam posisi terbalik, dia akan segera memutar tubuh sehingga kakinya berada di sebelah bawah, dan bersiap untuk mendarat. Mendaratnya juga ga asal regangin kaki. Kalo manusia jatuh dari tempat tinggi dengan kaki ke bawah, biasanya pasti patah kan. Kalo kucing pinter, mereka setelah memutar kaki ke bawah, segera meregangkan kakinya sehingga angin menahan jatuh tubuhnya. Dan saat bersentuhan dengan tanah, kakinya langsung ditekuk supaya mengecilkan efek jatuhnya.

Nah rahasianya adalah, kucing (dan beberapa hewan lainnya) punya apa yang disebut dengan terminal velocity, yaitu kecepatan jatuh maksimum yaitu 60 mil perjam. Saat kucing jatuh, kan sesuai hukum fisika, kecepatan jatuh si kucing makin bertambah. Ternyata, saat kecepatan jatuh kucing mencapai terminal velocity, di saat itulah kucing merasa paling rileks dan nyaman. Maka dia mulai meregangkan kakinya seperti bajing loncat untuk mengurangi efek jatuhnya. Nah itulah sebabnya makin tinggi dia jatuh, makin ada dia kesempatan untuk merasa rileks. Itu juga sebabnya kalo dijatuhin dari tempat yang rendah, dia ga sempat ngerasa rileks. Makanya jatuhnya lebih berasa.
Sampai ada yang namanya kucing emas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar